Tinta ini mengorak cerita...
Kecilmu,
Ku berikan jiwa atas dasar cinta,
Tangisanmu alunan mengiringi rutinku,
Ku korbankan lelah, keringatku perah,
Agar kau tak mengerti apa itu payah,
Senyummu penawar... Berbaloi segalanya.
Remajamu,
Ku beri ilmu, kau terus maju,
Permintaanmu bisikan semangat buatku,
Ku korbankan lelah, keringatku perah,
Agar kau tak mengerti apa itu payah,
Agar kau tak mengerti apa itu payah,
Kejayaanmu penawar... Berbaloi segalanya.
Dewasamu,
Kuberikan kebebasan, kau disaluti ketenangan,
Pilihanmu ku iring sokongan,
Ku korbankan lelah, keringatku perah,
Agar kau tak mengerti apa itu payah,
Agar kau tak mengerti apa itu payah,
Kemewahanmu penawar... Berbaloi segalanya.
Dewasamu,
Ku hulurkan segala, Kau dan famili terus bahagia,
Putusanmu masih kuiring sokongan,
Kau terus gembira,
Ku korbankan lelah, keringatku perah,
Agar kau tak mengerti apa itu payah,
Agar kau tak mengerti apa itu payah,
Berita darimu penawar... Berbaloi segalanya.
Aku?
Senyumku masih seperti dulu,
Hambar dalam sendu,
Kederatku meronta pohon dimanja,
Jiwaku terus tergadai,
Bahagia yang ku nanti tersimpan dihati,
Berbaloi segalanya?
Terpejam mataku... Selamat tinggal dunia.....
(Definisi hati seorang bapa)...
Last night I overheard the long chat between my hubby and my FIL. I realized that someone so strong can yet be so vulnerable inside. And yet are we there for them to pamper their feeling as they pamper ours. This poem I made on my own as a dedication to a devoted father that I admire. Ya Allah .. please bless us all and let us be a good child for our family.. Ammiin..
1 comments:
January 27, 2009 at 9:30 AM
nice poem..
pitching lari sket
tapi overall very good
tesontoh ati den
Post a Comment